Bermula dari Belajar untuk Mencapai Indonesia Bahagia
top of page

Bermula dari Belajar untuk Mencapai Indonesia Bahagia

Merdeka belajar? Apa yang terlintas dalam pikiran mengenai merdeka belajar? Merdeka belajar adalah dimana seorang pelajar Indonesia bebas untuk belajar dari manapun, dengan cara apapun, umur berapapun, termasuk belajar berbagai hal, dalam artian bebas untuk mengembangkan skill, karakter, dan bukan hanya fokus pada pengembangan kognitif saja. Namun, seringkali pelajar Indonesia menyalahgunakan kebebasan belajar itu. Masih seringkali ditemukan pelajar Indonesia yang terlalu terobsesi pada kemampuan kognitif. Terlihat dari teman-teman di sekolah yang memandang belajar dari sudut pandang yang sempit, dimana mereka menganggap bahwa belajar hanya penting dalam hal kognitif. Mereka lupa bahwa kita juga perlu belajar skill dan karakter.


Bahkan, pelajar-pelajar yang berpikiran seperti itu seringkali melakukan cara yang salah dalam mengerjakan ujian, seperti mencontek, berdiskusi saat ujian, dan lain-lain. Hal itu mereka lakukan untuk mendapatkan nilai yang tinggi. Banyak juga ditemukan teman-teman sekolah yang dimana mereka seringkali saling bertukar untuk mengerjakan tugas supaya tugas yang mereka kerjakan tidak terlalu berat. Nah, disitulah terjadi penyalahgunaan kebebasan belajar. Mereka berfikir yang terpenting adalah nilai yang mereka dapatkan, tanpa memikirkan cara yang dilakukan untuk mendapatkan nilai tersebut. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengubah cara pandang yang seperti ini karena kualitas belajar tidak hanya ditentukan oleh nilai atau kemampuan kognitif saja. Tetapi, bisa dari pengembangan skill, pertumbuhan karakter dan masih banyak lagi.


Baru-baru ini Kemendikbud menerapkan beberapa kebijakan baru dalam bidang pendidikan. Terdapat 2 (dua) kebijakan yang cukup menarik perhatian pelajar Indonesia. Pertama, mengenai ujian nasional (UN), seperti yang kita tahu tahun 2020 merupakan pelaksanaan ujian nasional (UN) untuk terakhir kalinya. Pelaksanaan ujian nasional (UN) pada tahun 2021 akan diubah menjadi asesmen kompetensi minimum dan survey karakter, yang dimana terdiri dari beberapa hal, yaitu penguatan pendidikan karakter, kemampuan bernalar (literasi), dan kemampuan menggunakan matematika (numerasi). Kebijakan ini dijelaskan langsung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan bukan semata-mata tanpa tujuan. Kemendikbud berharap dengan adanya kebijakan ini, pelajar Indonesia tidak hanya fokus kepada kemampuan menghafal (kognitif) saja. Tetapi, lebih kepada memahami setiap konsep dari pembelajaran yang didapatkan. Selain itu, Pemerintah juga menerapkan kebijakan mengenai survey karakter. Kebijakan ini diterapkan supaya bisa mengetahui pengembangan karakter siswa terkait relasi di sekolah dan lain sebagainya. Adanya kebijakan ini kita juga bisa tahu bahwa sebagai seorang pelajar, juga penting memiliki pengembangan karakter yang baik.


Selain pengembangan karakter yang baik, pelajar Indonesia juga harus bisa mencapai pengembangan skill yang baik. Seperti yang dapat kita refleksikan pada saat sebelum kemerdekaan Indonesia. Ada begitu banyak pahlawan yang sudah berjuang mati-matian untuk memerdekakan negara tercinta kita ini, yaitu Indonesia. Adapun pahlawan-pahlawan yang sudah berjuang, diantaranya R.A.Kartini, Ki Hadjar Dewantara, Mohammad Hatta, Jenderal Soedirman, dan Ir.Soekarno. Dibalik kemerdekaan Indonesia, terdapat perjuangan yang luar biasa dari para pahlawan. Mereka berjuang pantang menyerah, melakukan segala cara untuk merdeka, memberanikan diri untuk berpidato memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.


Salah satu tokoh pahlawan Indonesia yang dapat kita teladani adalah Ir.Soekarno. Ir. Soekarno menggunakan strategi-strategi yang cerdas untuk mengalahkan penjajah. Beliau memperlengkapi dirinya dengan aktif dalam berorganisasi. Selain itu, Ir. Soekarno juga memberanikan diri untuk berpidato dan memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Ir. Soekarno juga memiliki sikap yang bertanggung jawab, cinta tanah air, dan pantang menyerah. Tindakan-tindakan yang telah dilakukan oleh Ir. Soekarno dapat membuktikan bahwa beliau dapat menggunakan skill, kognitif, dan pengembangan karakter yang baik, demi berjuang untuk Indonesia. Teladan dari Ir. Soekarno, seharusnya bisa menjadi modal yang luar biasa untuk para pelajar. Telah kita lihat, untuk mencapai sebuah kemerdekaan bukan hanya memerlukan pengetahuan yang luas saja. Tetapi, dibutuhkan juga skill yang memadai dan pengembangan karakter yang baik.


Perjuangan para pahlawan tersebut sangat relevan untuk diterapkan dimasa pandemi saat ini. Pandemi yang sekarang kita semua hadapi merupakan penyerangan yang tidak terduga. Apa yang bisa kita lakukan disaat pandemi seperti ini? Mungkin, banyak orang termasuk pelajar yang beranggapan disaat pandemi ini kita tidak bisa melakukan apa-apa. Kita terjebak dalam pengembangan kemampuan kognitif saja ketika menjalani home based learning atau online learning. Terlihat saat home based learning dilaksanakan, seringkali ditemukan teman-teman yang membuka internet untuk mencari jawaban saat ujian harian sedang berlangsung. Hal itu mereka lakukan supaya mereka bisa mendapatkan nilai yang tinggi. Selain itu, pada saat self exploration secara online diadakan seringkali ditemukan teman-teman yang bermalas-malasan dan malah menggunakan waktu self exploration untuk hal-hal yang tidak penting, seperti bermain game, tidur, dan lain sebagainya. Seharusnya, waktu self exploration digunakan sebaik-baiknya untuk mengembangkan skill. Bukan hanya itu saja, sering terlihat juga teman-teman yang tidak hadir pada saat kegiatan rohani dimulai, seperti chapel, devosi, KTB (kelompok tumbuh bersama), dan lain sebagainya. Padahal, hal ini sangat penting untuk membekali pengembangan karakter pelajar. Hal ini dapat terjadi karena banyak pelajar yang beranggapan disaat pandemi ini mereka tidak bisa melakukan apa-apa, yang mereka fokuskan hanyalah pengembangan kemampuan kognitif saja.


Namun, sebenarnya ada banyak hal yang bisa kita lakukan. Sama seperti para pahlawan pada saat sebelum kemerdekaan. Mereka berjuang mengerahkan kognitif mereka, skill yang dimiliki, serta karakter seperti cinta tanah air, untuk menghadapi perlawanan-perlawanan yang begitu menguras keringat, darah, dan air mata. Seharusnya kita sebagai seorang pelajar juga demikian. Banyak hal yang bisa kita lakukan, yaitu menggali lebih lagi potensi atau passion yang ada didalam diri sehingga dapat mengembangkan skill yang kita miliki. Bukan hanya itu saja, sebagai seorang pelajar kita juga bisa memahami dan mendalami mengenai pandemi ini. Dalam artian, kita merefleksikan mengenai pandemi yang sedang terjadi saat ini karena setiap peristiwa yang terjadi tentunya terdapat sebuah tujuan yang kita tidak ketahui. Adanya perefleksian ini, dapat membuat kita sebagai pelajar mengalami pengembangan sebuah karakter disaat pandemi yang sedang melanda ini.


Seorang pelajar harusnya bisa mencapai pendidikan yang holistik ketikamerdekabelajarsedangdidengung-dengungkan. Pendidikan yang holistik, dimana para pelajarnya bisa mengalami perkembangan yang mencakup skill, karakter dan kognitif. Oleh karena itu, sangat penting untuk memoles 3 (tiga) aspek tersebut supaya hasil dari pembelajaran yang didapatkan juga seimbang. Jangan lupa juga untuk selalu bersemangat karena sebagai seorang pelajar, seharusnya memiliki semangat yang luar biasa sama seperti para pahlawan Indonesia yang selalu semangat dalam menghadapi apapun. Bila pelajar Indonesia sudah bisa mengembangkan ketiga aspek tersebut dengan baik dan mampu untuk terus bersemangat. Hal ini akan membuat pelajar Indonesia menjadi pelajar yang cerdas, memiliki jiwa yang cinta tanah air, pantang menyerah, dan pemberani. Adanya pengembangan dari hal-hal tersebut akan mempermudah kita semua untuk mencapai Indonesia bahagia.

 

By Dea Violeta 12 IPA

0 comments
bottom of page